Assalammualaikum wrwb muslimin/mah
Hari ini bersama istri saya menuju kembali ke Tangerang. Perjalanan pulang ke Bandung melewati jalur biasanya namun, belok sedikit ke jalan yang lebih kecil. Alhamdulillah, sore tadi puasa masih ku lakukan meski botol air minum yang ada di mobil membuat jakun naik turun.
Sekarang saya ingin mengutarakan pendapat saya seputar NIAT. Sepengetahuan saya, niat merupakan ujung tombak dari cita-cita, impian, keinginan, nafsu, dendam, marah, dan sebagainya. Apapun yang hati (qalbu) kita rasakan maka niat lah yang menjadi faktor penentu penilaian amal yang dilakukan. contoh, jika hati kita sedang senang dan akan menghadiahkan adik kita sebuah baju. Namun, baju yang kita hadiahkan tersebut memiliki warna yang tidak ia sukai, maka sang ayah yang mengerti kondisi tersebut akan berkata pada si adik "lihat kakakmu baik banget yah sudah susah payah memberikan kamu baju baru..." maka si adik pun akan mengerti.
Nah, back to the topic...
Sering kali saat kita sedang bersama teman-teman di dalam kendaraan atau berada di kedai makan, kita tiba-tiba terpana oleh mobil mewah yang melintas -entah itu mercedes, BMW, Jaguar, atau Hummer Jeep- yang makin banyak saja di Indonesia.
Saat kita dan teman-teman kita sedang hanyut dalam keterpanaan mobil mewah yang melintas biasanya ada salah seorang teman kita yang bergumam "duh kapan ya bisa punya yang kayak gitu...?" bahkan suka ada yang makin menimpali dengan "ahhh bisa megang aja udah untung...!"
Kita pun yang berada di sekitar mereka kalau tidak berpikir dengan baik akan menyetujui celetukan mereka. Namun, apakah orang-orang di bawah ini akan juga setuju ?
sepertinya kedua orang di atas akan berkata "No, I can buy it...!"
Maka sejenak kita berpikir tentang apa yang salah dalam cara berpikir kita maka insyaallah kita akan mengerti bahwa orang yang selalu ingat pada Allah swt akan dapat menggapai impiannya melalui berbagai cara yang bahkan dirinya pun tak menyangkanya.
Hikmah ini alhamdulillah sampai ke pada saya tadi sore. saya dan istri saya yang sedang dalam mobil melihat dua anak kecil yang sedang berjalan. Terlihat seseorang memberikan pada mereka sesuatu pemberian dan mereka pun menerimanya dengan riang.
Saya memang dari awal sudah menepikan mobil saya karena berniat untuk mengambil foto mereka sebagai sarana hikmah yang begitu berharga bagi saya. Beberapa saat melihat mereka ternyata mereka menanggapi sekitar mereka dengan tertawa, saya senang melihatnya.
Akhirnya mereka berjalan melewati mobil saya yang sedang menepi dan istri saya memberikan mereka sesuatu untuk mereka dan mereka tersenyum berterima kasih. momen itu saya tak sia-siakan untuk memotret mereka.
Sebenarnya saat pertama kali melihat mereka saya hanya berpikir "pasti ada hikmah melalui mereka" tanpa saya benar-benar tahu apa sebenarnya hikmah yang dapat saya peroleh. Setelah mereka pergi saya berpikir sejenak dan berbincang dengan istri saya hingga saya menemukan kesimpulan hikmah yang saya peroleh adalah keberanian untuk menjadi besar. lho kok bisa...?
Jadi begini...
Kedua anak tersebut mungkin bisa bercita-cita untuk membeli mobil seperti yang om ini gunakan..namun, kira-kira apa jadinya jika NIATnya tersebut terdengar oleh orang-orang sekitarnya yang SKEPTIS ? biasaya mereka akan teriak meremehkan "ahhh mimpi apa toh dirimu nak mau beli mobil...?" sontak saja anak kecil tersebut seakan-akan tersadar dari lamunannya dan akan takut untuk berniat menjadi sukses dan membeli mobil.
ok, itu kondisi pertama...dan,,,kondisi kedua adalah :
Kita yang saat ini hidup berkecukupan, memperoleh pendidikan tinggi, dan telah bekerja di perusahaan yang baik berniat hal yang sama dengan anak kecil di atas kemudian terdengar juga oleh teman kita yang SKEPTIS? biasanya mereka juga akan teriak "aah belagu lu mau beli mobil segala, emang mampu apa?" Nah sikap kita tentu tak akan mundur dan akan menjawab "hehe liat aja nanti gw beli tuh mobil...!"
Nah perbedaan dua cara menyingkapi kritikan yang sama tersebut lah yang menarik perhatian saya !!! bahwa kita ini yakin bahwa kita dapat membeli mobil adalah karena kita telah tahu cara memperolehnya yaitu bekerja, kemudian memperoleh uang, bayar DP mobil, ajukan kredit, kemudian cicil hingga lunas (atau berjuta cara yang lain masih tersedia). Namun, apakah sang anak kecil dari lingkungan yang kurang mampu tersebut tahu harus menempuh proses apa?!
Sekarang posisikan kita sebagai anak kecil dari lingkungan kurang mampu tersebut dan ingin membeli mobil mewah di atas. Kita menjadi pesimis karena kita tidak mengetahui cara memperolehnya. Kita tidak tahu cara bekerja yang baik agar menjadi kaya, kita tidak tahu cara membangun kerajaan bisnis kita, dan banyak ketidak tahuan kita yang lain yang ternyata para multi-miliarder di luar sana tahu. Ada jutaan bahkan tak hingga cara untuk menjadi besar. Maka SEBELUM KITA TAHU ILMUNYA, JANGAN PERNAH MEMVONIS DIRI KITA TAK MAMPU !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar